TRADISI REBO WEKASAN (TRADISI TOLAK BALAK) (Studi Kasus Pemertahanan Bahasa dan Budaya Jawa di Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur)

PAMUNGKAS, SRI and SETYOWATI, ENY (2016) TRADISI REBO WEKASAN (TRADISI TOLAK BALAK) (Studi Kasus Pemertahanan Bahasa dan Budaya Jawa di Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa Timur). Proceedings International Seminar Language Maintenance and Shift (LAMAS) 6. pp. 125-129. ISSN 2540-8755

[img] Text
Tradisi REbo Wekasan Prosiding LAMAS UNDIP.pdf

Download (6MB)
[img] Text
Tradisi REbo Wekasan Prosiding LAMAS UNDIP-cek turnitin.pdf

Download (4MB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Pondok Tremas Pacitan Jawa Timur, dengan Para Kyai sebagai informan kunci dan ustad/ustazah serta para santri/santriwati sebagai informan. Terlepas dari kontroversi yang ada karya ilmiah ini diangkat sebagai sebuah upaya bahwa tradisi yang ada di Pondok Pesantren mampu merefleksikan kualitas hubungan antara manusia dengan manusia maupun manusia dengan Tuhannya. Kebersamaan, keyakinan, dan sandaran tunggal pada Tuhan mampu menyadarkan manusia dan mengembalikannya pada jati diri yang sebenarnya. Tradisi Rebo Wekasan merupakan sebuah tradisi yang berkembang di pondok-pondok pesantren salafiah. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun yang biasanya dilaksanakan pada hari Rabu, minggu keempat Bulan Safar untuk meminta perlindungan kepada Allah karena diyakini bahwa pada hari itu Allah menurunkan balak. Hal yang lebih dalam dari makna Rebo Wekasan sebenarnya adalah untuk mengingatkan manusia bahwa Tuhan adalah pemilik segala, sehingga ketika Tuhan berkendak maka tidak seorang pun mampu mencegahnya. Aliran doa yang terus dilakukan merupakan sebuah fase penyadaran bahwa hanya pada Tuhan selayaknya kita sandarkan setiap detail kehidupan kita. Fase berikutnya adalah dengan memasukkan rajah berupa tulisan berbahasa Arab yang mengandung doa-doa ke dalam air kehidupan (sumur) karena diyakini dengan doa-doa yang baik maka dalam diri manusia akan tumbuh kristal yang indah demikian sebaliknya. Dalam hal demikian kekuatan bahasa berbicara karena bahasa yang bermakna baik dan diucapkan dengan baik akan memberikan efek pada kualitas manusia. Dalam hal demikian, kekuatan bahasa menjadi titik fokus bagaimana mental-mental berkualitas tumbuh di pondok pesantren sebagai salah satu “lembaga penyelamat bahasa” dan “lembaga pemelihara tradisi”. Kata Kunci : rebo wekasan, revolusi mental, etnolinguistik

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Dhita Indah Puspita Rini
Date Deposited: 12 Jul 2023 07:34
Last Modified: 12 Jul 2023 07:34
URI: http://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/1158

Actions (login required)

View Item View Item